Page Nav

HIDE

UpdateInfo:

latest

Jinak dan Liar. Kita yang Mana?

Beberapa hari sebelum kembali ke pondok, si Sulung tampak asyik bersama beberapa ekor kucing di depan teras rumah. Memang beberapa bulan in...

[headerimage]
Beberapa hari sebelum kembali ke pondok, si Sulung tampak asyik bersama beberapa ekor kucing di depan teras rumah. Memang beberapa bulan ini sejak pandemi mendera seantero dunia, ada saja kucing kucing yang "mampir" ataupun nomaden sementara sebelum mereka pergi lagi entah kemana. Diantara kucing kucing tersebut ada beberapa ekor yang memang menjadi "warga" rumah. Namanya si Belang dan si Buntut Panjang. Meski sudah menjadi "warga rumah, si Belang dan si Buntut Panjang ini belum ber-KTP dan juga belum memiliki Akte Kelahiran. Dan sudah pasti kedua kucing ini tidak memiliki HAK PILIH dan HAK MEMILIH. ..., heheheheh. Syukur deh, mereka tidak ber-KTP. Bisa repot nanti kalau kemudian mereka minta dibuatkan SIM juga..., xixixi


Dan hari itu, selain si Belang dan si Buntut Panjang nampak pula tiga ekor kucing yang "sengaja" menjauh dari si Sulung, anakku. Oya, kucing kucing tersebut memang bukan "warga" rumah alias Kuching liar. Satu pejantan dan dua ekor betina nampaknya. Perlahan ku dekati si Sulung dan bertanya kepadanya, " nak, itu kucing yang tiga ekor kenapa tak kau beri makan?, Kan kasihan. Mereka juga tampak lapar, tuh !. Lihat tatapan mereka, seakan mengiba ingin kau perhatikan juga !"

" Ketiganya liar, Yah. Diberi makan malah rebutan. Yang berkuasa kayaknya si jantan warna hitam itu. Kalau aku mendekat, mereka langsung lari ", jawab si Sulung.

" Lantas, kau biarkan mereka seperti itu?, Berharap "kebagian" tapi malah kau acuhkan?", tanyaku, penasaran.

"Ya, mau gimana lagi. Ketiga kucing itu beda banget sama si Belang dan si Buntut Panjang, Yah. Lihat saja, nih si Buntut Panjang. Tanpa dipanggil pun dia mendekat. Saat tak diberi makanan pun, dia nempel nempel terus. Bahkan si Belang sering banget tiduran dekat kepala. BETUJANG (belang&buntutpanjang) ini jinak. Jadi, kalau beda sikap dengan kucing lainnya, ya wajar saja, kan !", Apalagi dengan kucing kucing liar itu ", Jawabnya tegas.

Sejenak ku merenung atas jawabannya yang lugas. Tanpa diksi kepalsuan, tanpa bumbu berbalut retorika pemanis kata kata seperti ucapan dari mulut para "penghulu dunia" ketika "musim berbicara" digelar di seantero nusantara.

Iya. Sepintas kalimat yang mengalir dari mulut bocah pra-remaja ini hanyalah untaian kata kata polos, reaksi spontan atas fakta yang dia tangkap. Namun, kata JINAK dan LIAR seakan "terpaku" dalam pikiranku. Diksi si Sulung seakan membuat pikiran mengembara. Masuk kelompok apakah diri ini dalam penilaian SANG KHOLIQ?, JINAK atau LIAR?. Andai JINAK tentunya senantiasa dekat denga firman NYA. Andai JINAK tentunya selalu mensyukuri nikmat, nikmat dan nikmat pemberian NYA. Tanpa ada keluh kesah selain berpasrah dalam qudrat dan iradat NYA. Dan jikalau JINAK, pastinya hanya kepada NYA diri ini menghamba...,

Sungguh, petuah yang mencerahkan hadir tatkala kita mau merenungi diri dalam kuasa NYA..., dan kalimat si Sulung, "Tanpa dipanggil pun dia mendekat. Saat tak diberi makanan pun, dia nempel nempel terus. Bahkan si Belang sering banget tiduran dekat kepala"..., ibarat penegas posisi seorang insan yang mengaku menghamba pada SANG PENCIPTA.

Insan yang menghamba pada SANG PENCIPTA tentunya tak butuh suara tabuhan beduq tatkala kriteria TAQWA melekat padanya. Insan yang menghamba pada SANG PENCIPTA pasti selalu dekat dengan NYA tatkala suka maupun pedih datang mendera. Insan yang menghamba pada NYA hanya berkeluh kesah penuh harap saat bermunajat kepada NYA.

Lalu, kita yang mana? Jinak (taqwa) atau Liar (Ingkar) ?...., Hanya kejujuran yang mampu menjawabnya.  

suasana menjelang sholat dzuhur berjama'ah di pondok pesantren Daarul Uulum Lido-Bogor sebelum pandemi Covid19

Semoga si Sulung beserta teman teman seperjuangannya (santri-santriat) dari seluruh pelosok negeri ini suatu hari nanti dapat menjadi insan insan teladan yang tidak hanya kaya pemahaman akan dienul Islam, tetapi juga mampu memahamkan Islam kepada masyarakat luas yang masih "LIAR" terhadap tatanan nilai dan tatanan sosial dari agama yang agung ini. In syaa Allah

Cibitung Tengah, 02022022

Tidak ada komentar